Musim 2024/2025 baru berjalan beberapa bulan, namun sudah ada beberapa pelatih yang menghadapi nasib pahit dengan dipecat dari klub-klub mereka. Dalam dunia sepak bola, pemecatan pelatih adalah hal yang tidak jarang terjadi, dan sering kali menjadi langkah terakhir manajemen setelah hasil buruk yang berulang atau ketidakpuasan dari pihak klub. Pemecatan pelatih dapat mempengaruhi banyak aspek, dari dinamika tim hingga strategi jangka panjang klub, dan sering kali menciptakan hiruk-pikuk di kalangan penggemar dan media.
baca juga : Apple’s : Challenges and Implications for the Tech Giant
Berikut adalah beberapa pelatih yang sudah dipecat pada musim 2024/2025, mengungkapkan tantangan dan ketegangan yang terjadi dalam dunia sepak bola.
1. Erik ten Hag (Manchester United)
Pemecatan: September 2024
Salah satu pemecatan yang paling mengejutkan di musim 2024/2025 adalah Erik ten Hag dari Manchester United. Pelatih asal Belanda ini mengambil alih posisi di Old Trafford pada 2022 dan sempat membawa tim meraih beberapa hasil positif, termasuk kemenangan di Liga Europa. Namun, pada awal musim 2024/2025, Manchester United mengalami start yang buruk dengan serangkaian hasil mengecewakan di Premier League.
Bahkan meski ada beberapa penambahan pemain di bursa transfer, performa tim tidak kunjung membaik, dan Manchester United semakin terjebak di papan tengah klasemen. Beberapa kekalahan beruntun, terutama di pertandingan penting melawan tim-tim rival, memicu ketidakpuasan besar di kalangan manajemen klub. Tekanan pun semakin meningkat, dan pada akhir September 2024, Erik ten Hag akhirnya diberhentikan.
Pemecatan ten Hag menunjukkan betapa ketatnya standar yang diterapkan oleh klub-klub besar di Premier League. Meski memiliki rekam jejak yang solid, tekanan untuk memenangkan trofi dan mencapai posisi puncak klasemen membuat pelatih sering kali menjadi kambing hitam saat tim gagal meraih hasil yang diinginkan.
2. Paulo Fonseca (Napoli)
Pemecatan: Oktober 2024
Paulo Fonseca, yang sebelumnya sukses di Shakhtar Donetsk dan AS Roma, ditunjuk sebagai pelatih Napoli pada awal musim 2024/2025. Namun, perjalanan Fonseca di Italia tidak berjalan mulus. Napoli, yang sebelumnya menjadi juara Serie A di musim 2022/2023, terlihat kehilangan arah pada musim 2024/2025, dengan hasil-hasil buruk di Serie A dan kompetisi Eropa.
Meski Napoli mempertahankan sebagian besar skuad juara mereka, permainan tim mengalami penurunan yang signifikan, dengan lini serang yang tumpul dan pertahanan yang rapuh. Kegagalan dalam meraih kemenangan penting di pertandingan-pertandingan besar membuat manajemen Napoli memutuskan untuk mengakhiri kontrak Fonseca pada Oktober 2024.
Kegagalan ini menjadi pukulan besar bagi Fonseca, yang sebelumnya dikenal dengan pendekatannya yang berbasis pada permainan menyerang. Napoli membutuhkan pembenahan segera, dan penggantian pelatih menjadi langkah pertama untuk memulihkan kembali potensi tim.
3. Xavi Hernandez (Barcelona)
Pemecatan: November 2024
Xavi Hernandez dianggap sebagai salah satu legenda klub Barcelona dan diharapkan bisa membawa kebangkitan bagi klub tersebut setelah era yang sulit pasca Lionel Messi. Namun, meski telah melakukan beberapa perombakan di skuad Barcelona dan meraih beberapa trofi, performa tim di musim 2024/2025 mengalami penurunan tajam, terutama dalam laga-laga penting di La Liga dan Liga Champions.
Xavi kesulitan mempertahankan konsistensi timnya, dengan banyak hasil imbang dan kekalahan yang tidak diinginkan. Kombinasi dari masalah taktik dan ketidakmampuan tim untuk menunjukkan permainan dominan yang menjadi ciri khas Barcelona membuat manajemen klub mulai meragukan kemampuannya.
Pada November 2024, setelah kekalahan memalukan di El Clasico melawan Real Madrid, Xavi dipecat dari jabatannya. Pemecatan ini mencerminkan ketegangan yang ada di Barcelona, di mana ekspektasi tinggi dan tuntutan untuk bersaing di level tertinggi selalu membayangi setiap pelatih yang menangani tim tersebut. Xavi pun terpaksa meninggalkan kursi panas Barcelona meski memiliki ikatan emosional yang sangat kuat dengan klub.
4. Unai Emery (Aston Villa)
Pemecatan: Desember 2024
Unai Emery dikenal sebagai pelatih yang sangat berpengalaman dan sebelumnya memiliki sukses besar di Villarreal dan Sevilla, serta membawa Aston Villa meraih beberapa hasil yang solid di Premier League. Namun, musim 2024/2025 berjalan kurang mulus bagi Emery. Setelah memimpin tim meraih finis tinggi di klasemen pada musim sebelumnya, harapan tinggi muncul untuk Villa bisa menembus zona Eropa di musim 2024/2025.
Namun, Aston Villa mengalami beberapa kekalahan mengejutkan, terutama melawan tim-tim yang berada di bawah mereka di klasemen. Kegagalan tim untuk meraih kemenangan dalam beberapa pertandingan krusial menjadi titik balik, dan setelah serangkaian hasil buruk pada Desember 2024, Emery akhirnya dipecat.
Aston Villa, yang berambisi untuk tampil di kompetisi Eropa, tidak merasa sabar menunggu Emery untuk memperbaiki performa tim. Pemecatan Emery menunjukkan betapa tekanan besar ada di Premier League, di mana harapan tinggi dan ambisi klub seringkali membuat masa depan seorang pelatih sangat rentan.
5. David Moyes (West Ham United)
Pemecatan: Januari 2025
David Moyes, pelatih asal Skotlandia yang terkenal dengan kemampuannya mengelola tim dengan anggaran terbatas, mengalami masa-masa sulit di West Ham United pada awal musim 2024/2025. Meskipun Moyes telah sukses membawa West Ham meraih trofi Conference League di musim sebelumnya, performa tim di Premier League sangat buruk.
West Ham United kesulitan meraih kemenangan dalam beberapa pertandingan penting, dan setelah kekalahan beruntun yang membuat mereka terperosok ke zona degradasi, manajemen klub akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Moyes pada Januari 2025. Meskipun banyak yang menghargai kontribusinya di West Ham, hasil buruk di Premier League membuatnya kehilangan pekerjaan.
Pemecatan Moyes menyoroti betapa pentingnya hasil langsung di liga domestik bagi manajemen klub-klub Premier League, yang kerap kali tidak bisa menunggu lama untuk melihat perbaikan performa.